Penyebab Kucing Jalan Sempoyongan
Sebagai pemilik kucing, tentu saya merasa khawatir melihat kucing saya jalan sempoyongan apalagi jika terjadi secara tiba-tiba. Berbagai pertanyaan muncul, mulai dari apakah kucing diracuni, mabuk hingga sakit. Pemikiran-pemikiran negatif itu berkeliaran di kepala saya. Kemudian saya riset secara online, bertanya ke praktisi kucing dan dokter hewan. Sampai akhirnya, saya menemukan beberapa penyebab kenapa kucing jalan sempoyongan. Berikut 5 penyebab kucing jalan sempoyongan yang saya kutip dari laman situs goldenmaze.net.
1. Cerebellar Hypoplasia
Di antara sekian banyak penyebab, cerebellar hypoplasia menjadi penyebab paling banyak yang membuat kucing jalan sempoyongan. Memangnya, apa itu cerebellar hypoplasia?
Sesuai namanya, cerebellar hypoplasia, penyakit ini merupakan kelainan neurologis. Cerebellar hypoplasia adalah gangguan kesehatan yang disebabkan karena otak kecil tidak berkembang maksimal ketika masih dalam kandungan. Artinya, cerebellar hypoplasia merupakan penyakit bawaan.
Kalau kamu lihat gambar berikut, kamu bisa melihat perbedaan antara, ukuran otak kecil normal dan cerebellar hypoplasia. Ukuran otak kecil kucing dengan cerebellar hypoplasia lebih kecil dibandingkan dengan otak kecil pada umumnya.

Apa akibat kucing dengan masalah cerebellar hypoplasia?
Seperti yang kamu tahu, otak kecil memiliki fungsi untuk mengontrol dan melakukan koordinasi motorik. Jika terjadi keanehan atau sesuatu yang abnormal, maka akan membuat keseimbangan dan kemampuan gerak menjadi terganggu. Akibatnya, kucing akan berjalan sempoyongan, tidak seimbang, tersentak sentak dan tidak beraturan.
Ada fakta unik seputar cerebellar hypoplasia atau wobbly cat syndrome yang perlu kamu tahu, di antaranya:
- Merupakan kondisi bawaan dari lahir.
- Kucing yang mengalami gangguan cerebellar hypoplasia tidak merasakan sakit. Jadi, kucing akan merasa kalau dirinya normal seperti kucing lain.
- Penyebab utama yang bervariasi. Mulai dari keracunan, malnutrisi, trauma saat di kandungan, virus panleukopenia.
- Belum ada obat yang mampu mengatasi cerebellar hypoplasia. Walaupun begitu, agar kondisinya lebih baik, kamu bisa melakukan terapi/latihan dengan mengajaknya bermain.
FYI, cerebellar hypoplasia memiliki 3 tingkat keparahan yang berbeda, yaitu ringan, sedang, berat. Kondisi kucing yang mengalami cerebellar hypoplasia berat membutuhkan perhatian ekstra terutama saat makan serta buang air. Ini karena kucing tak mampu berdiri bahkan hanya mampu berjalan beberapa langkah saja disertai getaran kepala.
Adakah cara untuk mencegah agar kucing tidak mengalami cerebellar hypoplasia? Ada. Kamu perlu melakukan vaksin kucing, memperhatikan nutrisi kucing saat hamil dan kalau perlu melakukan sterilisasi.
Paham ya? Okay! Masuk penyebab kedua kucing jalan sempoyongan.
2. Distemper
Distemper termasuk sebagai salah satu penyakit kucing terganas yang diwaspadai penyakit kucing. Kenapa? Bukan hanya bisa menyebabkan kematian, tapi distemper juga bisa menular ke kucing lain.
Distemper sendiri ada 3 jenis, yaitu:
- Feline panleukopenia yang bisa membuat sel darah putih menurun.
- Feline infectious enteritis yang dapat menimbulkan gejala klinis pada saluran pencernaan, seperti infeksi usus.
- Feline parvovirus disebabkan oleh virus parvo.
Jika kucing kamu mengalami distemper, salah satu gejalanya adalah kucing akan mengalami gangguan keseimbangan. Alhasil, kucing kamu akan berjalan sempoyongan.
Semakin parah distemper yang dialami, maka akan mengakibatkan gerakan kucing semakin tidak terkendali. Bukan hanya itu, kontraksi otot dan kedutan pun semakin sering terjadi dan tak terkendali.
Agar tidak semakin parah, kamu bisa membawa kucing kesayangan ke dokter jika menemukan gejala berikut ini:
- Demam tinggi hingga suhu mencapai 41o.
- Ketika kucing duduk, kucing akan menempelkan bahu dan dada ke lantai untuk melindungi bagian perutnya yang sakit.
- Tidak nafsu makan.
- Mengalami lipolysis.
- Kucing menjadi suka bersembunyi, menyendiri, depresi.
- Muntah terus menerus.
- Diare dan bisa disertai dengan darah.
- Dehidrasi.
- Kejang.
- Mengalami kelumpuhan.
Penanganan di waktu yang tepat bisa membuat kucing kamu tetap sehat. Jadi, selalu cek dan amati kondisi kucing kamu ya.
3. Ataksia
Kalau kamu mengira kucing hanya memiliki distemper dan cerebellar hypoplasia sebagai gangguan neurologis, maka kamu salah. Ternyata, ada gangguan neurologis lain yang mengancam kucing dan menyebabkan sempoyongan, yaitu ataksia.
Ataxia atau ataksiaini merupakan masalah kesehatan yang terjadi di sistem keseimbangan tubuh. Karena itu, kucing susah untuk mengendalikan organ gerak tubuh dan menyebabkan kucing sempoyongan.
Ataksia sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Ataksia cerebellum/otak kecil
Ataksia cerebellum disebabkan karena kerusakan otak kecil untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kerusakan tersebut bisa disebabkan karena bawaan dari lahir, bisa juga karena kecelakaan. Karena kerusakan di otak kecil tersebutlah, keseimbangan tubuh terganggu dan kucing menjadi sempoyongan.
- Ataxia vestibular
Ataxia vestibular berkaitan dengan sistem telinga dalam. Apa kaitannya dengan kucing yang sempoyongan? Ini karena vestibular berfungsi menjaga keseimbangan tubuh serta gerakan kepala dan postur tubuh.
Jika terjadi kerusakan atau gangguan di bagian vestibular atau keanehan di cairan endolimfatik, maka sistem koordinasi tubuh akan terganggu. Alhasil, kucing bukan hanya berjalan sempoyongan tapi juga merasakan sakit di area sekitar kepala.
- Ataksia sensorik
Ataksia sensorik merupakan gangguan kesehatan yang terjadi di sistem saraf yang mengatur posisi atau rasa getar. Karena hal tersebut, jika mengalami ataksia sensorik, pergerakan kucing menjadi tidak stabil dan kucing akan berjalan sempoyongan.
Untuk membedakan ataksiadengan masalah saraf/otak kecil lainnya pada kucing, kamu perlu mengamati gejala berikut:
- Kucing berjalan sempoyongan.
- Gerakan kucing cenderung ceroboh dan tidak stabil.
- Kucing terlihat lemah.
- Kepala terlihat miring.
- Saat melangkah, kaki kucing diangkat terlalu tinggi.
- Kucing mengalami tremor.
- Sering muntah.
- Pergerakan kucing menjadi aneh.
- Terjadi perubahan perilaku secara mendadak.
Setelah kamu melakukan observasi dan menemukan gejala tersebut, secepat mungkin bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan lanjut. Dengan begitu, kucing kamu akan memperoleh pertolongan pertama dan penanganan tepat agar cepat sembuh.
4. IVD (Idiopathic Vestibular Disease)
Kucing kamu berjalan sempoyongan seperti orang mabuk? Bisa jadi, kucing kesayangan kamu mengalami masalah IVD atau idiopathic vestibular disease.
Gangguan kesehatan IVD ini sendiri merupakan masalah kesehatan yang menyerang bagian vestibular. Karena hal tersebut, keseimbangan kucing terganggu dan kucing menjadi sempoyongan.
Selain IVD, kucing bisa juga mengalami CVD atau central vestibular disease. Penyakit CVD ini umumnya disebabkan oleh tumor atau lesi.
Sayangnya, secara kasat mata, kamu tidak bisa membedakan apakah itu IVD atau CVD. Apalagi, gejala yang ditimbulkan karena IVD dan CVD itu sama, yaitu:
- Berjalan sempoyongan di 0-30 menit awal. Setelah itu kucing terjatuh dan susah berdiri.
- Mata bergerak ke samping.
- Muntah.
- Susah bergerak karena masalah pada otot.
Untuk tahu lebih pasti, kamu perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut di dokter hewan. Nantinya, dokter hewan yang akan mendiagnosis apakah itu adalah IVD atau CVD.
Dengan begitu, kucing kamu akan mendapatkan penanganan lebih lanjut dan mengurangi risiko yang lebih parah. Jadi, tetap tanggap dan selalu cek kesehatan kucing kamu ya.
5. Keracunan
Bisa dibilang, keracunan menjadi salah satu penyebab kucing sempoyongan yang banyak terjadi. Apalagi jika kamu berada di lingkungan dengan warga yang kurang suka dengan kucing.
Eits, tapi jangan panik dulu. Keracunan tidak hanya disebabkan karena orang yang tidak bertanggung jawab. Ada penyebab lain yang membuat kucing keracunan, di antaranya:
- Tanaman beracun.
- Tikus yang diracun.
- Makanan beracun.
Sebagai informasi tambahan, keracunan bisa menyebabkan ataksia parah pada kucing. Karena itu, kamu perlu tanggap ketika mengetahui kucing kamu keracunan.
Bagaimana bisa keracunan membuat kucing sempoyongan?
Ini karena racun yang masuk ke tubuh kucing menyebar ke seluruh tubuh. Racun tersebut akan mengacaukan sistem saraf motorik dan neurologis. Karena itu, kucing menjadi kesulitan untuk berdiri dan berjalan. Sayangnya, ketika racun sudah mencapai organ vital, kucing akan mengalami kejang-kejang dan mulutnya berbusa.
Bagaimana jika kucing saya keracunan? Segera bawa ke dokter hewan!
Dokter hewan akan melakukan tindakan darurat seperti memberi penawar racun dan terapi infus. Jika terlambat, nyawa kucing kesayangan bisa melayang. Jadi, tetap pantau kondisi kucing baik dalam kondisi sehat maupun sakit ya.
Itulah 5 penyebab kucing sempoyongan yang bisa saya temukan. Apa pun penyebabnya, kamu perlu tetap waspada, observant dan cepat tanggap terhadap kondisi kucing agar kondisi tak semakin parah. Btw, kalau kamu menemukan alasan lain yang menyebabkan kucing jalan sempoyongan, jangan lupa, langsung tulis di kolom komentar ya!